Ps.A.A Wulur
CARA BERKHOTBAH YANG BENAR
Nara sumber
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Pendahuluan.
1 Berkhotbah = menyampaikan pesan dari Tuhan atau menyampaikan Firman Tuhan. Bukannya menyenangkan orang, membuat orang tertawa, membuat orang terkesan, dsb.
Tujuan dari khotbah / pemberitaan Firman Tuhan: membawa orang yang belum percaya kepada Kristus, dan mendekatkan orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Karena itu hal yang sangat penting untuk dipikirkan sebelum menyusun khotbah adalah: siapa pendengarnya?
Keadaan rohaninya bagaimana?
Sudah kristen atau kristen KTP atau kafir total?
Kalau kafir apa agamanya?
Berapa usianya? Apa pendidikannya? Bagaimana keadaan ekonominya?
Kalau jemaatnya heterogen (terdiri dari bermacam-macam usia dan golongan), maka sebaiknya berkhotbah kepada yang rohani bawah (kafir / kristen KTP) dulu (bdk. Lukas 15:4).
2 bagian dari homiletika / cara Khotbah
yang benar:
1) Isi (content) dari khotbah.
2) Penyampaian (delivery) dari
khotbah.
Ada pengkhotbah yang bisa menyusun isi khotbahnya, tetapi penyampaiannya jelek. Ada juga yang sebaliknya.
Pengkhotbah yang baik harus bisa dua-duanya.
Hal-hal yang penting dalam khotbah (topik maupun expository):
1) Sebaiknya khotbah dibagi dalam beberapa bagian, biasanya 2 atau 3 atau 4 bagian. Yang paling umum adalah 3 bagian.
2) Harus ada kemajuan pemikiran secara logis dalam bagian-bagian itu.
Ini menyebabkan ada klimax dalam khotbah itu, bukannya tanpa klimax atau adanya anti-klimax.
Contoh: khotbah dengan topik ’dosa’.
a. Khotbah yang disusun tanpa kemajuan pemikiran sehingga tidak ada klimax: kerangkanya adalah sbb:
1. Membunuh adalah dosa (Keluaran 20:13).
2. Berzinah adalah dosa (Keluaran 20:14).
3. Mencuri adalah dosa (Keluaran 20:15).
Khotbah seperti ini kelihatan ‘datar’, tanpa kemajuan pemikiran, dan karenanya tanpa klimax.
b. Khotbah yang anti klimax: kerangka khotbahnya adalah sbb:
1. Apakah dosa itu?
2. Kristus mati di salib untuk dosa.
3. Kristus mencari orang berdosa.
c. Khotbah yang mempunyai kemajuan
pemikiran dan klimax:
kerangkanya adalah sbb:
1. Apakah dosa itu?
2. Hukuman dosa.
3. Kristus mati di salib untuk menebus dosa.
4. Tanggapan orang berdosa.
3) Terarah dan sistimatis.
Pada waktu membahas satu bagian, atau satu sub-bagian, kita harus bisa mengendalikan pembicaraan untuk tidak menyeleweng dari thema dari bagian itu (kecuali kalau sengaja menyeleweng untuk memberitakan Injil kepada satu orang tertentu), apalagi tahu-tahu membicarakan apa yang termasuk dalam sub-bagian berikutnya, atau kembali membicarakan sub-bagian sebelumnya. Ini membuat khotbah itu kelihatan bertele-tele.
4) Khotbah harus lengkap / utuh, dan harus mempunyai solusi / jalan keluar. Jangan memberi khobah bersambung, yang belum selesai, dan tak ada solusinya. Ingat bahwa tak semua jemaat akan hadir lagi minggu depan!
5) Mempunyai penerapan.
Penerapan penting karena membuat khotbah itu relevan dengan kehidupan pendengar. Tanpa penerapan khotbah bisa kelihatan abstrak.
PAKAI ILLSTRASI,atau CONTOH
6) Pemberian illustrasi dan contoh merupakan hal yang penting,
khususnya kalau bagian itu sukar, atau khotbah ditujukan kepada orang yang belum kristen / kerohaniannya rendah, berpendidikan rendah, atau masih muda seperti anak / remaja.
A.Khotbah ekspositori.
Ini adalah khotbah yang membahas ayat per ayat, bahkan membahas kata-kata dari ayat tersebut dan hubungannya satu sama lain, sehingga arti kata-kata dan ayat-ayat dalam kontex yang dibahas menjadi jelas (to expose = membuka / menyingkapkan).
Contoh: Lihat khotbah exposisi saya sendiri tentang Yakobus 1:1-2.
a) Keuntungan khotbah eksposisi yang berseri:
1. Membuat jemaat mengerti arti dari ayat Kitab Suci, dan hubungan antara ayat yang satu dengan ayat sebelum / sesudahnya (misalnya Matius 16:27 dan Matius 16:28), dan bahkan mengerti suatu kitab secara keseluruhan.
2. Sangat bervariasi, tidak akan kehabisan hal yang dibicarakan.
3. Bisa mendapatkan banyak hal yang tidak terpikirkan.***BERSAMBUNG.