Renungan (untukku dan semua yang berkenan):
Pdt.Arie Keintjem,M.Th
Kadang bukan kebenaran yang tidak direspons, tapi cara kita menyampaikannya.
Kebenaran adalah kebenaran, dan kebenaran harus disampaikan.
Tapi cara mengkomunikasikan nya juga menentukan goalnya.
So, jangan terlihat tak "beretika" ketika berbicara atau menulis;
Jangan terkesan arogan ketika berkata-kata atau menulis;
Jangan merasa lebih benar atau sok lebih suci;
Jangan terindikasi menuduh atau menghakimi.
Bicaralah dan tulislah kebenaran itu dengan kasih dan ketulusan, setiap orang pasti merasakan "atmosfirnya"
Karena ada yang menulis pesan suci tapi diujung nya pake kalimat pendek "salam waras", atau "yang paham saja".
Ada yang berbicara dan menulis dengan salam pembuka yang rohani "salam sejahtera dalam Yesus Kristus" tapi isi pesannya, provokatif, menghakimi, menghasut, fitnah dan mengundang kegaduhan".
Think about it; karena pendengar dan pembaca "bukan batang kayu" yang tak miliki "rasa".
Ada pembaca dan pendengar yang memiliki Highly Sensitive Person.
Ada pendengar dan pembaca dengan tingkat "kepekaan" yang tinggi.
Ada pula mereka yang begitu "polos" dan "tak ingin ternodai".
So, sampaikanlah truth message atau pesan kebenaran itu dilandasi Kasih dan ketulusan, tegas dan penuh kewibawaan Ilahi tanpa harus terlihat arogan, sok suci, sok pinter atau cenderung menghakimi.
𝐒𝐞𝐛𝐚𝐛 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐚𝐢𝐫 𝐬𝐞𝐣𝐮𝐤 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐡𝐚𝐠𝐚
Salam semangat dari bawah langit Borneo 🙏🙏🙏🙏🙏
Edisi Jumat April 2023 www.bentarapatroli.com
